Setiap hari Pak
Ary pergi ke kantor dari rumahnya di bilangan Depok ke daerah Pondok Pinang
melewati Pintu tol Jakarta Outer ring road yang sama. Suatu hari, dimana
biasanya para petugas tol hanya melihat jumlah uang kita, mengambilnya,
menghitungnya dan mengembalikan uang sisa beserta tanda bukti pembayaran,
setelah itu mereka akan melakukan hal yang sama kepada mobil berikutnya.
Teruuuuus seperti itu, kalaupun mereka dimutasi, maka hanya mutasi antar pintu
tol, yang tentunya bagi kebanyakan petugas pintu tol tidak memberikan
kebahagiaan bagi mereka.
Namun hari itu
Pak Ary menemukan seseorang yang betindak berbeda. Ketika Pak Ary menyerahkan
uangnya, seorang pria penjaga pintu tol tersebut menyapanya dengan
hangat,
”Selamat Pagi Pak..” guratan senyum di wajahnya pun mengembang, mengambil uangnya, menghitungnya, dan mengembalikan sisa uang dan karcis tol
seraya berkata “Selamat sampai di tujuan Pak…”.
Pak Ary tertegun tak percaya,
karena baru kali ini dia merasakan pengalaman tersebut. Sebuah hal kecil yang dilakukan
oleh pria tersebut berdampak besar dan telah membuat perasaan Pak Ary Bahagia
meluncur di jalan tol menuju kantornya.
Keesokan harinya
Pak Ary kembali pergi ke kantor dan kembali melewati pintu tol yang sama. Dan
Luar biasanya seorang pria amazing tersebut masih melakukan hal yang sama
seperti kemarin. Dan itu dilakukan kepada semua mobil yang melewati pintu tol
tersebut.
Setelah
menyelesaikan transaksi tersebut, Pak Ary memparkirkan kendaraannya di tepian
tol, dan menghampiri sang pria penjaga tol yang Amazing tadi. Lalu Pak Ary
bertanya dengan tulus, “Pak, Apa yang membuat Anda bertindak berbeda dengan
para penjaga tol lainnya?”
Jawaban Sang
Penjaga tol begitu Amazing, hingga hati saya pun bergetar ketika mendengar
cerita Amazing ini. Anda mau tahu apa yang dikatakan oleh Sang Penjaga Tol?
“Saya bukanlah
pribadi yang berlatar belakang pendidikan yang tinggi, saya bukan seorang guru
yang dengan amalnya bisa membawanya ke surga. Saya bukan seorang dokter yang
dengan profesinya bisa membawanya ke surga. Saya bukan seorang insiyur yang
dengan karyanya bisa membawanya ke Surga. Saat ini saya tidak memiliki profesi
yang “Elit” seperti Anda semua. Namun saya tahu, siapapun yang melewati jalan
tol ini, mereka adalah pribadi-pribadi yang sedang terburu-buru pergi menuju
kantornya, tempat mereka berjihad dan berjuang, makanya mereka melewati jalan
tol ini agar cepat sampai di tujuan. Ketika saya menyapa mereka dan mendoakan
mereka agar selamat sampai di tujuan, saya hanya berharap saya juga memiliki andil
terhadap kerja dan karya mereka yang akan membawa mereka menuju perjumpaan
mulia dengan Tuhannya di Surga. Paling tidak itulah yang bisa saya lakukan.
Tuhan tidak menilai dari apa jenis profesi saya, namun Tuhan Melihat, Mendengar,
Menilai dari bagaimana saya melakukan kerja profesi saya. Itulah yang
insyaAllah akan membuat saya berjumpa Tuhan di surga-Nya kelak.”
AMAZING…
bergetar hati ini ketika mendengar cerita tersebut. Bagaimana seorang Penjaga
Tol bisa menempatkan profesinya sebagai bakti dan ibadah kepada Sang Maha
Kuasa. Inilah kecerdasan spiritual, sebuah kecerdasan yang memiliki porsi
terbesar dari sekedar kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosi (EQ)
yang akan membawa Anda kepada kepada kebahagiaan dan kesuksesan sejati Anda di
dunia dan akhirat. Mari kita senantiasa cerdaskan spiritualisme kita dengan
terus mendekat kepada Sang Maha Kaya, lakukan apa yang diperintahkan, jauhi apa
yang dilarang-Nya, sehingga perjumpaan dengan-Nya pun akan menjadi perjumpaan
yang kita nantikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar